H.R.Hidayat Suryalaga
Ternyata berdasarkan data historis wilayah Garut-Suci mempunyai kedudukan yang sangat kuat dan mendasar dalam memberi warna pada karakter Urang Sunda/Jawa Barat. Berbahagialah kita yang kini masih berkesempatan untuk menyimak, menafakuri, dan mengamalkan kearifan lokal. Meskipun sedikit terlambat bagi kita untuk mengetahui nilai-nilai kearifan nenek moyang kita.
Demikian pula dalam khazanah naskah kuno Tatar Sunda, dikenal sebuah naskah dengan nama AMANAT GALUNGGUNG atau SEWAKA DARMA atau NASKAH CIBURUY (tempat ditemukannya naskah tsb. di daerah Garut) dengan kode Kropak No 632. Ditulis di atas 7 lembar daun nipah dengan menggunakan aksara Sunda.
Amanat Galunggung atau Naskah Ciburuy (tempat ditemukannya naskah tsb. di daerah Garut); penulis berhasrat menyebutnya sebagai AMANAT PRABUGURU DARMASIKSA. Siapakah Prabuguru Darmasiksa dan apa isi amanatnya itu. Kita coba runut dalam wacana di bawah ini:
Kerajaan Saunggalah I (Kuningan)
Awal kisah di mulai dari wilayah yang disebut Kerajaan Saunggalah I, (sekarang di desa Ciherang- Kadugede- Kab. Kuningan). kerajaan ini telah ada sejak awal abad 8 M. Diawali dengan Rajaresi Demunawan putera dari Rahiyang Sempakwaja dari Galunggung. Dalam pandangan hidup Urang Sunda ketika itu bila seorang Raja bergelar Resiguru diyakini telah membuat sebuah ajaran (visi, pandangan hidup) yang dijadikan acuan kehidupan masyarakatnya. Hal ini dibuktikan oleh salah seorang keturunannya yang melaksanakan ajaran tersebut, yaitu PRABUGURU DARMASIKSA (1175-1297 M, memerintah selama 112 tahun !). Beliau menjadi raja di Saunggalah I seterusnya pindah menjadi raja di Saunggalah II (sekarang daerah Mangunreja – Tasikmalaya), selanjutnya beliau diangkat menjadi raja di Pakuan Pajajaran (Raja Sunda)
Nilai Kearifan Hidup yang terkandung dalam Naskah Amanat Prabuguru Darmasiksa – Amanat Galunggung
Prabuguru Darmasiksa inilah yang memberikan amanat kepada keturunan dan masyarakat Tatar Saunggalah/ Tatar Tasikmalaya dan Tatar Sunda dengan diberi nama SEWAKA DARMA. Di bawah ini penulis kumpulkan instisari amanatnya dalam beberapa kelompok, yaitu:
Untuk Pegangan Hidup :
- Prabu Darmasiksa menyebutkan lebih dulu 9 nama-nama raja leluhurnya. Ini menandakan kesadaran akan sejarah diri.
- Prabu Darmasiksa memberi amanat ini adalah sebagai nasihat kepada seluruh keturunannya dan semuanya.
§ Perlu mempunyai kewaspadaan akan kemungkinan dapat direbutnya kemuliaan (kewibawaan dan kekuasaan) serta kejayaan bangsa sendiri oleh orang asing.
§ Harus dijaga kemungkinan orang asing dapat merebut kabuyutan (tanah yang disakralkan. Bila terjadi perang, pertahankanlah kabuyutan yang disucikan itu.
§ Cegahlah kabuyutan (tanah yang disucikan) jangan sampai dikuasai orang asing,
- Lebih berharga kulit lasun (musang) yang berada di tempat sampah dari pada raja putra yang tidak bisa mempertahankan kabuyutan / tanah airnya.
- Hindarilah sikap tidak mengindahkan aturan, termasuk melanggar pantangan diri sendiri.
- Orang yang melanggar aturan, tidak tahu batas, tidak menyadari akan nasihat para leluhurnya, sulit untuk diobati sebab diserang musuh yang “halus”.
- Orang yang keras kepala, yaitu orang yang ingin menang sendiri, tidak mau mendengar nasihat ayah-bunda, tidak mengindahkan ajaran moral (patikrama). Ibarat pucuk ilalang yang memenuhi padang.
- Orang yang mendengarkan nasihat leluhurnya akan tenteram hidupnya, berjaya. Orang yang tetap hati seibarat telah sampai di puncak gunung.
- Bila kita tidak saling bertengkar dan tidak merasa diri paling lurus dan paling benar, maka manusia di seluruh dunia akan tenteram, ibarat gunung yang tegak abadi, seperti telaga yang bening airnya; seperti kita kembali ke kampung halaman tempat berteduh.
- Peliharalah kesempurnaan agama, pegangan hidup kita semua.
- Jangan kosong (tidak mengetahui) dan jangan merasa bingung dengan ajaran keutamaan dari leluhur.
- Sang Raja Purana merasa bangga dengan ayahandanya (Rakeyan Darmasiksa), yang telah membuat ajaran/pegangan hidup yang lengkap dan sempurna.
- Bila ajaran Prabu Darmasiksa ini tetap dipelihara dan dilaksanakan maka akan terjadi:
- Raja pun akan tenteram dalam menjalankan tugasnya;
- Keluarga/tokoh masyarakat akan lancar mengumpulkan bahan makanan.
- Ahli strategi akan unggul perangnya.
- Pertanian akan subur dan akan panjang umur.
§ Ada tiga tatanan masyarakat yang bertanggungjawab atas terselenggaranya kesejahteraan lahir batin masyarakat, yaitu
ü Fungsi SANG RAMA (keluarga, yang dituakan). Menganut falsafah gurat lemah (garis tanah), artinya sangat memperhatikan kesejahteraan bagi masyarakatnya
ü Fungsi SANG RESI (cerdik pandai, ilmuwan), Menganut falsafah gurat cai (garis air), bertanggung jawab atas kualitas moral dan kemajuan kehidupan masyarakatnya.
ü Fungsi SANG PRABU (birokrat, termasuk unsur Trias Politica). Menganut falsafah gurat batu (garis batu), bertanggung jawab atas kelancaran pemerintahan yang berdasarkan hukum. segala sesuatu harus sesuai dengan hukum, hukum dan peraturan tidak boleh direka yasa.
- Kita akan menjadi orang terhormat dan merasa senang bila mampu menegakkan agama/ajaran.
- Kita akan menjadi orang terhormat/bangsawan bila dapat menghubungkan kasih sayang/silaturahim dengan sesama manusia. Itulah manusia yang mulia.
- Dalam ajaran patikrama (etika), yang disebut bertapa itu adalah beramal/bekerja, yaitu apa yang kita kerjakan. Buruk amalnya ya buruk pula tapanya, sedang amalnya ya sedang pula tapanya; sempurna amalnya/kerjanya ya sempurna tapanya.
- Kita menjadi kaya karena kita bekerja, dan itu berhasil tapanya.
- Orang lainlah yang akan menilai pekerjaan/ tapa kita.
- Bila orang lain menyebut kerja kita jelek, yang harus disesali adalah diri kita sendiri.
- Adalah tidak benar, karena takut dicela orang, lalu kita tidak bekerja/bertapa.
- Tidak benar pula bila kita berkerja hanya karena ingin dipuji orang.
- Orang yang mulia itu adalah yang sempurna amalnya, dia akan kaya karena hasil tapanya itu. Camkan ujaran para orang tua agar masuk surga di kahiyangan.
§ Kejujuran dan kebenaran itu ada pada diri sendiri. Itulah yang disebut dengan kita menyengaja berbuat baik.
§ Perlu diketahui bahwa yang mengisi neraka itu adalah manusia yang suka mengeluh karena malas beramal; banyak yang diinginkannya tetapi tidak tersedia di rumahnya; akhirnya meminta-minta kepada orang lain.
- Orang pemalas tetapi banyak yang diinginkannya selalu akan meminta dikasihani orang lain. Itu sangat tercela.
- Orang pemalas seibarat air di daun talas, plin-plan namanya. Jadilah dia manusia pengiri bila melihat keutamaan orang lain.
- Amal yang baik seperti ilmu padi makin lama makin merunduk karena penuh bernas.
- Bila setiap orang berilmu padi maka kehidupan masyarakat pun akan seperti itu.
- Janganlah meniru padi yang hampa, tengadah tapi tanpa isi.
§ Jangan pula meniru padi rebah muda, hasilnya nihil, karena tidak dapat dipetik hasilnya.
Perilaku Negatif
§ Jangan merasa diri yang paling benar, paling jujur, paling lurus. Jangan menikah dengan saudara. Jangan membunuh yang tidak berdosa. Jangan merampas hak orang lain. Jang menyakiti orang yang tidak bersalah. Jangan saling mencurigai. Jangan memarahi orang yang tidak bersalah. Jangan tidak berbakti kepada leluhur yang telah mampu mempertahankan tanahnya (kabuyutannya) pada jamannya.Jangan berebut kedudukan. Jangan berebut penghasilan. Jangan berebut hadiah.Jangan berkata berteriak. Jangan berkata menyindir-nyindir. Jangan menjelekkan sesama orang. Jangan berbicara mengada-ada.
- Ingatlah bahwa arwah yang masuk ke neraka itu dalam tiga gelombang, yaitu manusia yang mempunyai karakter: Pemalas, keras kepala, pandir/bodoh, pemenung, pemalu, lamban,lengah, mudah tersinggung/babarian, kurang semangat, gemar tiduran, tidak tertib, mudah lupa, tidak punya keberanian/pengecut, mudah kecewa, keterlaluan/luar dari kebiasaan, selalu berdusta, bersungut-sungut, menggerutu, mudah bosan, segan mengalah, ambisius, mudah terpengaruh, mudah percaya padangan omongan orang lain, tidak teguh memegang amanat, sulit hati, rumit mengesalkan, aib, nista.
Perilaku Positif
§ Harus bersama-sama mengerjakan kemuliaan, melalui: perbuatan, ucapan dan itikad yang bijaksana.Harus bersifat hakiki. Harus bersungguh-sungguh. Harus memikat hati. Murah senyum; berseri hati; mantap bicara
§ Yang disebut orang yang berkemampuan itu adalah orang yang cekatan, terampil, tulus hati, rajin, tekun, bertawakal, tangkas, bersemangat, perwira/berjiwa pahlawan, cermat, teliti, penuh keutamaan/berani tampil. Yang dikatakan ini semuanya disebut orang yang “Berhasil tapanya. Benar-benar orang yang kaya. Tulah kesempurnaan amal yang mulia.
- Perhatian harus selalu tertuju/terfokus pada alur yang dituju
- Senang akan keelokan/keindahan
- Kuat pendirian tidak mudah terpengaruh.
- Jangan mendengarkan ucapan-ucapan yang buruk.
§ Konsentrasikan perhatian pada cita-cita yang ingin dicapai.
Kandungan Nilai:
§ Hidup harus mempunyai etika.
§ Tanah kabuyutan, tanah yang disakralkan, bisa dikonotasikan sebagai tanah air (lemah cai, ibu pertiwi). Untuk orang Kuningan ya wilayahnya itulah tanah yang disucikannya. Untuk orang Sunda adalah Tatar Sunda-lah tanah yang disucikannya (kabuyutannya). Akhirnya seluruh persada bumi Pertiwi ini adalah tanah yang sakral bagi Bangsa Indonesia. Kesadaran akan keutuhan wilayah inilah yang kini disebut dengan kesadaran Geopolitis.
§ Siapa yang bisa menjaga tanah airnya akan hidup bahagia. Bisa dimaknai pula bahwa bila kita (bangsa Indonesia) tetap dapat menjaga dan berdaulat di Nusantara ini, maka kita akan mampu mewujudkan kesejahteraan bagi generasi yang akan datang,
§ Pertahankanlah eksistensi tanah air kita itu. Jangan sampai dikuasai orang asing. Demikian pula dengan kedaulatan tanah air Indonesia hina dan menjijikan
- Alangkah hinanya seorang anak bangsa, jauh lebih hina dibandingkan dengan kulit musang (yang berbau busuk) yang tercampak di tempat sampah (tempat yang hina dan berbau busuk ), bila anak bangsa tsb tidak mampu mempertahankan tanah airnya. ( Pen: Dalam masa sekarang adalah kesadaran nasionalisme
- Seorang ayah/orang tua harus menjadi kebanggaan puteranya/keturunannya.
- Melaksanakan ajaran yang benar secara konsisten akan mewujudkan ketenteraman dan keadil-makmuran. Hidup jangan serakah.
§ Kemuliaan itu akan tercapai bila dilandasi dengan tekad, ucap dan lampah yang baik dan benar. (tekad = itikad; ucap = ucapan, perkataan: lampah= aktualisasi, perilaku yang nyata)
- Manusia perlu menyadari keadaan dirinya.
- Jangan konsumtif tetapi harus produktif dan pro-aktif, beretos kerja tinggi serta mempunyai kepribadian dan berkarakater yang positif.
- Karakter yang negatif membawa kesengsaraan manusia baik di dunia maupun di akhirat.
- Minta dikasihani orang itu adalah tercela.
- Manusia harus mempunyai ilmu pengetahuan dan berakhlak mulia, sehingga kualitas dirinya prima, seperti padi yang bernas.
- Orang yang pongah, tidak berilmu dan berkarakter rendah tak ubahnya seperti padi hampa.
- Orang yang berwatak rendah, pasti tidak akan hidup lama.
- Sayangilah orang tua. Bertanyalah kepada orang-orang tua tentang hukum para leluhur, agar hirup tidak tersesat.
- Ada dahulu (masa lampau) maka ada sekarang (masa kini), tidak akan ada masa sekarang kalau tidak ada masa yang terdahulu.
- Ada pokok (pohon) ada pula batangnya, tidak akan ada batang kalau tidak ada pokoknya.
- Bila ada tunggulnya maka tentu akan ada batang (catang)-nya
- Ada jasa tentu ada anugerahnya. Tidak ada jasa tidak akan ada anugerahnya.
- Perbuatan yang berlebihan akan menjadi sia-sia.
- Perbuatan yang berlebihan akan menjadi sia-sia, dan akhirnya sama saja dengan tidak beramal yang baik.
- Orang yang terlalu banyak keinginannya, ingin kaya sekaya-kayanya, tetapi tidak berkarya yang baik, maka keinginannya itu tidak akan tercapai.
- Ketidak-pastian dan kesemerawutan keadaan dunia ini disebabkan karena salah perilaku dan salah tindak dari para orang terkemuka, penguasa, para cerdik pandai, para orang kaya; semuanya salah bertindak, termasuk para raja di seluruh dunia.
- Keinginan tidak akan tercapai tanpa berkarya, tidak punya keterampilan, tidak rajin, rendah diri, merasa berbakat buruk. Itulah yang disebut hidup percuma saja.
- Tirulah wujudnya air di sungai, terus mengalir dalam alur yang dilaluinya. Itulah yang tidak sia-sia. Pusatkan perhatian kepada cita-cita yang diinginkan. Itulah yang disebut dengan kesempurnaan dan keindahan.
- Teguhkan semangat tidak memperdulikan hal-hal yang akan mempengaruhi tujuan kita.
Pungkasan Wacana
Itulah intisari naskah Galunggung (Kropak 632), yang saya sebut pula dengan Amanat Prabuguru Darmasiksa dan ajarannya disebut dengan Sewaka Darma. Kini terpulang kepada kita dalam menelusuri, memilih serta memilah dan menyistemasikan nilai-nilai luhur yang diamanatkan oleh Prabuguru Darmasiksa kepada kita, khususnya masyarakat tatar Garut- Suci.
Suatu waktu inysa-Alloh masyarakat Garut serta para stakeholders lainnya akan mempunyai KARAKTER dan kualitas insaniah seperti yang tersirat dan tersurat dalam AMANAT GALUNGGUNG. Karakter insan-insan seperti itulah yang akan membantu terwujudnya masyarakat Madani Mardotillah, baik di tataran Loka maupun Nasional.. Amin!
alangkah baiknya kalau juga dicantumlan naskah asi dan terjemahannya. terima kasih
ReplyDelete